Pada udara ambien terdapat pencemar berupa partikulat, di Indonesia sendiri, baku mutu yang ditetapkan adalah sebagai berikut berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Lampiran VII, 2021.
Pencemar ini banyak diemisikan oleh kendaraan bermotor, aktivitas industry dan lain sebagainya. Partikulat ini memiliki dampak atau efek buruk bagi Kesehatan manusia di antaranya adalah meningkatkan risiko penyakit jantung serta penyakit pernafasan yang lebih fatal yang salah satunya adalah kanker paru- paru, serta dapat meningkatkan risiko kematian. Parameter ini dapat di removal dari sumber emisi sebelum dilepaskan ke udara ambien. Beberapa alat digunakan untuk memenuhi baku mutu partikulat. Alat yang umum digunakan di antaranya adalah gravity settler, fabric filter, electrostatic precipitator dan wet scrubber.
- gravity settler
alat ini mengandalkan ruang besar dengan aliran udara inlet dengan kecepatan rendah, partikulat yang ada pada udara perlakan akan bergerak kebawah karena adanya gaya gravitasi. Contoh alat yang menggunakan system gravity settler adalah cyclone. Pada cyclone udara mengalir dilewati pada sebuah tabung besar. Udara akan mengalir dengan lintasan sphrerical. Partikulat yang ada pada udara cenderung terlempar ke dinding cyclone karena adanya gaya centrifugal, setelah itu partikulat akan jatuh ke dasar cyclone karena adanya gaya gravitasi sedangkan udara akan keluar melalui lubang atas cyclone.
- fabric filter
prisip kerja dari alat ini mirip dengan vacuum cleaner, udara inlet akan dialirkan menuju fabric filter untuk kemudian partikulat yang ada akan tersaring pada filter dan udara bersih akan mengalir keluar. Secara periodic partikulat akan dikumpulkan dengan cara shaking pada filter maupun menggunakan aliran ballik pada alat ini. Contoh alat dengan system fabric filter adalah baghouse.
- electrostatic precipitator (ESP)
system ini mengandakan aliran listrik pada katoda maupun anoda didalah system sehingga udara yang masuk dan memiliki partikulat bermuatan akan mengalami removal pada parameter tersebut karena adanya tarikan antara partikulat ke arah katoda maupun anoda.
- wet scrubber
Sistem ini menggunakan prinsip impaksi dan intersepsi dari partikulat untuk proses removalnya. Partikulat akan bertumbuk dengan tetesan air dan terperangkap sehingga dapat tersisihkan dari udara. Tetesan air kemudian akan menuju ke dasar wet scrubber karena gaya gravitasi.
Alat-alat tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, biasanya para engineer melakukan pertimbangan desain dan pemilihan alat berdasarkan efisiensi sistem secara keseluruhan. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan darj sistem untum penyisihan partikulat.
No | Sistem | Kelebihan dan Kekurangan |
1 | Mechanical collector | Murah, efisiensi moderate, baik untuk penyisihan partikulat dengan ukuran besar dan dengan loading yang tinggi |
2 | Fabric filter | Mahal, efisiensi tinggi, mempunyai limit kondisi operasi pada keadaan kering dan suhu rendah, cocok untuk segala ukuran dan tipw partikulat |
3 | ESP | Dapat menghandle Q udara inlet tinggi pada tekanan randah, efisiensi tinggi, mahal, tidak fleksibel terhadap perubahan kondisi operasi proses |
4 | Wet scrubber | Efisiensi tinggi, dapat meremove partikulat dan gas bersamaan, mahal, menimbulkan limbah cair dan sludge |
Proses removal particulat memiliki 3 cara yaitu Impaksi, Intersepsi dan Difusi. Removal partikulat umumnya dibedakan berdasarkan massa dan ukurannya, semakin besar maka suatu partikulat dapat mengendap karena gravitasi dengan cepat. Analisis distribusi ukuran partikulat dapat menggunakan alat cascade impactor. Umumnya perhitungan waktu pengendapan dari partikulat berdasarkan perhitungan matematis, namun dapat juga dengan lebih mudah menggunakan tabel grafik berikut.
Pada grafik tersebut kita dapat menentukan waktu, jarak dan kecepatan terminal suatu partikel untuk mengendap/jatuh ke permukaan bumi. demikian sekilas informasi mengenai parameter partikulat. Artikel ditulis oleh Isrinannisa Yane Aulia yang memiliki pengalaman di bidang pertek emisi dan kajian dispersi emisi