Karet remah (crumb rubber) merupakan produk karet alam yang dihasilkan dari getah batang pohon karet (Hevea Brasiliensis) secara mekanis dengan atau tanpa penggunaan bahan kimia. Produk ini banyak digunakan dalam berbagai aplikasi, mulai dari bahan baku untuk ban kendaraan hingga campuran untuk aspal dan produk-produk karet lainnya. Meski sangat bermanfaat, proses pengolahan karet memerlukan energi dan bahan kimia yang signifikan, yang pada gilirannya berdampak terhadap lingkungan, terutama dalam hal emisi gas rumah kaca (GRK).
Proses Kegiatan Industri Karet Remah
- Industri karet melibatkan beberapa proses utama, antara lain penyadapan, koagulasi dan pengasaman, penggilingan dan pengeringan, pemurnian dan vulkanisasi, serta pencetakan dan pembentukan. Tiap proses ini memerlukan energi dan bahan kimia yang berbeda, yang menghasilkan emisi gas rumah kaca dalam jumlah yang bervariasi.
- Proses Penyadapan adalah pengumpulan getah dari pohon karet. Getah ini disebut lateks, yang merupakan cairan yang didapat dari bidang sadap pohon karet. Lateks belum mengalami penggumpalan dan masih dalam bentuk cairan yang selanjutnya dapat diolah.
- Proses Koagulasi dan pengasaman adalah proses kimia untuk mengubah lateks menjadi padatan. Setelah penyadapan, lateks perlu diubah menjadi padatan melalui proses koagulasi dan pengasaman. Koagulasi adalah proses yang menggunakan bahan kimia untuk mengubah lateks menjadi bekuan, sedangkan pengasaman adalah proses pengeringan dan pengasaman yang dilakukan untuk menghilangkan air dan bahan kimia lainnya dari karet.
- Proses Penggilingan dan pengeringan dilakukan untuk menipiskan bekuan lateks dan menghilangkan air serta bahan kimia lainnya. Penggilingan menggunakan mesin seperti mesin macerator/crepper untuk menggiling cacah karet menjadi lembaran blenket dengan ketebalan tertentu. Pengeringan dilakukan melalui ruang pengasapan untuk mengeringkan lembaran-lembaran sheet karet.
- Proses Pemurnian dan vulkanisasi mengolah karet untuk mendapatkan kualitas yang diinginkan. Pemurnian melibatkan proses pembersihan dan penggolongan untuk menghilangkan kotoran dan bahan tambahan yang tidak diperlukan. Vulkanisasi adalah proses pemanasan yang dilakukan untuk mengubah karet menjadi lebih elastis dan kuat, sehingga dapat digunakan dalam berbagai aplikasi.
- Langkah terakhir, pencetakan dan pembentukan mengubah karet menjadi produk jadi. Pencetakan melibatkan proses pembentukan karet menjadi produk jadi seperti ban mobil, sol sepatu, dan peralatan rumah tangga lainnya. Pembentukan ini melibatkan penggunaan mesin dan peralatan yang canggih untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
Emisi yang Dihasilkan dari Proses Produksi Karet Remah
Proses produksi karet, terutama dalam industri karet remah, menghasilkan beberapa jenis emisi. Beberapa di antaranya termasuk emisi GRK seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan dinitrogen oksida (N2O). Selain itu, terdapat pula emisi gas amoniak (NH3) dan bau amoniak yang dihasilkan selama proses produksi. Emisi-emisi ini berdampak terhadap perubahan iklim dan kualitas udara.
Ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengurangi emisi GRK yang dihasilkan dari proses produksi karet remah, beberapa upaya dapat dilakukan.
- Melakukan optimasi dalam proses produksi untuk mengurangi penggunaan bahan kimia dan energi dengan menggunakan teknologi yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
- Menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan dan memiliki indeks emisi yang rendah, seperti bahan organik yang dapat mengurangi emisi CO2.
- Melakukan pengelolaan limbah yang baik untuk mengurangi emisi gas amoniak dan bau amoniak dengan menggunakan teknologi pengolahan limbah yang efektif.
- Melakukan pengawasan dan monitoring emisi secara terus menerus untuk mengetahui tingkat emisi yang dihasilkan. Perusahaan dapat menggunakan platform penghitungan emisi GRK untuk monitoring emisi secara real-time, mengevaluasi kinerja, dan membantu dalam pengembangan strategi pengurangan emisi yang lebih efektif.
Memperkecil Dampak Negatif Industri Karet Remah terhadap Lingkungan
Ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengurangi dampak negatif industri karet terhadap lingkungan. Pertama, efisiensi energi dapat dicapai dengan menggunakan teknologi yang lebih efisien untuk mengurangi konsumsi energi. Penggunaan energi terbarukan juga bisa menjadi solusi dengan mengganti bahan bakar fosil dengan sumber energi terbarukan. Selain itu, pengelolaan limbah yang lebih baik bisa membantu mengurangi emisi metana. Mengembangkan proses produksi yang lebih ramah lingkungan dan melakukan reforestasi dengan menanam pohon untuk menyerap karbon dioksida dari atmosfer juga bisa menjadi langkah yang efektif.
Perusahaan di Sektor Industri Karet Remah
Berikut adalah beberapa perusahaan yang bergerak di sektor industri karet remah di Indonesia yang berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca:
- PT Anugerah Agung Abadi
- PT P&P Bangkinang
- PT Guangken Rubber Pnk-Ina
- PT Nusantara Batulicin
- PT Kirana Megatara Tbk
Bagaimana Lensa Lingkungan Dapat Membantu Industri Karet Remah
Lensa Lingkungan memiliki keahlian dan pengalaman dalam menginventarisasi emisi gas rumah kaca di berbagai industri, termasuk industri karet. Kami menawarkan layanan konsultasi dan solusi yang disesuaikan untuk membantu perusahaan dalam mengidentifikasi sumber emisi, mengukur emisi secara akurat, dan mengembangkan strategi untuk mengurangi emisi tersebut. Dengan menggunakan platform penghitungan gas rumah kaca yang canggih, kami dapat memberikan laporan yang detail dan rekomendasi yang tepat.
Kami juga bekerja sama dengan Actia Carbon untuk menyediakan platform penghitungan Gas Rumah Kaca yang memungkinkan perusahaan-perusahaan tersebut untuk mengukur dan mengelola emisi mereka dengan lebih efektif. Klik disini agar terhubung dengan tim kami!